TANJUNGPINANG, Suarafakta.id – Paslon Rahma-Rizha yang selama ini disanjung-sanjung sebagai orang yang ramah, santun, bersahaja, anti politik uang, anak soleh dan taat beragama, agaknya hanya pencitraan semata yang sengaja dipoles untuk meraih simpati publik dalam menghadapi Pilkada 2024.
Faktanya, relawan dan Tim Rahma-Rizha diduga kuat melakukan politik uang, hingga pengeroyokan terhadap wartawan saat melakukan kegiatan peliputan terkait dugaan politik uang tersebut. Rupanya semua senyum manis mereka hanya tameng belaka, agar kelihatan ramah di masyarakat.
Kemasan ‘basa-basi’ ini tidak akan pernah terbongkar ke publik, jika pihak Bawaslu dan Gakkumbu Tanjungpinang tidak membongkar dugaan politik uang yang dilakukan oleh relawan Paslon Rahma-Rizha, dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT).
OTT di lakukan pada Selasa (26/11/2024), sekitar pukul 11.30 wib, di Sebuah Toko Laundry (Samping Puskesmas Batu 10) Kelurahan Pinang Kencana Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, yang diketahui milik Ranta Sembiring, anggota Tim Pemenangan Rahma-Rizha, yang juga Anggota DPRD Tanjungpinang.
Di TKP, Tim menyita uang tunai pecahan Rp 100.000,- dalam amplop ber-stempel-kan Stiker Relawan Ismiyati, yang merupakan Wakil Ketua Tim Pemenangan Paslon 01. Saat ini Ismiyati tercatat sebagai Anggota DPRD Kepri.
Nah, kasus politik uang ini menjadi perhatian masyarakat termasuk wartawan yang ingin mengawal proses penegakan hukum terhadap perbuatan pelanggaran hukum Pilkada yang dapat merusak integritas demokrasi itu.
Tapi, nasib malang menimpa Novendra yang akrab dipanggil era, wartawan dari media online digitalnews.co.id, yang sejak awal getol memberitakan kasus politik uang ini, sejak awal.
Panik dengan gencarnya pemberitaan politik uang yang menghebohkan publik, Era dikeroyok oleh dua oknum dari relawan dan Tim Paslon Rahma-Rizha saat melakukan peliputan terkait dugaan politik uang di lokasi kediaman Rahma, sang calon Wali Kota Tanjungpinang itu.
Dari pengakuan Era, seorang mencekik lehernya, dan seorang lagi membentur-benturkan kepala persis ke kepalanya dengan ekspresi wajah yang sangat emosional. Era pun membuat laporan polisi terkait kejadian ini
“Saya dikeroyok oleh dua orang dari relawan dan Tim Rahma-Rizha. Satu dari mereka mencekik leher saya sangat kuat, dan satunya membenturkan kepalanya ke kepala saya, yang dilakukan beberapa kali dengan sangat emosional,” kata era menceritakan kejadian itu, saat melaporkan kasus pengeroyokan terhadap dirinya, di Polres Tanjungpinang, Selasa (26/11/2024).
Bukti laporan polisi nomor: LP/B/166/XI/2024/SPKT/POLRESTA TANJUNGPINANG/POLDA KEPRI, dengan kasus dugaan pengeroyokan. Era juga telah melakukan visum di RSUP Raja Ahmad Tabib.
Peristiwa ini bermula, ketika Era mendapat informasi adanya kegiatan penggeladahan oleh Tim Bawaslu dan Gakkumbu, di rumah Rahma, di Perumahan Sapphire Hill di Jl. Hanjoyo Putro, Batu IX, Tanjungpinang. Penggeladahan terkait politik uang yang dilakukan oknum tim dan relawannya.
“Tiba dilokasi, saya langsung dihadang dan dibentak-bentak. Kau foto-foto, ya, kau bagus-bagus buat berita,’ kata Era menirukan ancaman dari si pelaku.
Dari dua peristiwa ini, politik uang dan pengeroyokan wartawan oleh relawan dan tim-nya, mencerminkan bahwa Paslon Rahma-Rizha, sebagai sosok koruptif dan sangat arogan, yang menjadi ancaman bagi ketentraman dan kenyamanan masyarakat, jika keduanya terpilih.
Masyarakat harus cerdas melihat kenyataan ini apalagi menjelang pencoblosan. Calon pemimpin seperti Rahma yang berpura-pura baik, namun kenyataanya berperilaku buruk, tidak pantas dipilih jadi pemimpin.
Sebab, perbuatan jahat dan tidak terpuji ini, tidak hanya merusak demokrasi dengan melakukan politik uang untuk pemenangannya, tapi juga merekrut para preman sebagai bagian tim pemenangan, yang hari ini melakukan anarkis terhadap wartawan guna membungkam kritik media terhadap pelanggaran hukum Pilkada.