Tanjungpinang, Suarafakta.id – Kemenangan pasangan Syahrul-Rahma dalam Pilkada 2018 di Tanjungpinang menjadi harapan besar masyarakat untuk meraih kesejahteraan dan perubahan yang lebih baik. 403 kegelapan kehidupan masyarakat. Mereka berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan melalui berbagai program unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Setelah dilantik pada 21 September 2018, Syahrul bersama Rahma langsung bergerak cepat. Program-program yang digagas selama masa kampanye, termasuk visi dan misi, segera dibawa ke DPRD untuk disahkan sebagai program prioritas pembangunan daerah. Program-program ini akhirnya disetujui dan dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Tanjungpinang Nomor 1 Tahun 2019 yang menjadi acuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Berdasarkan dokumen RPJMD, ada 18 program strategis yang harus dijalankan Syahrul-Rahma dalam periode lima tahun (2018-2023). Diantaranya, pembangunan 10 kantor lurah,.kantor camat, gedung pemuda/gelanggang remaja, puskesmas di kecamatan Tanjungpinang Barat, wisata kuliner di Jalan Pemuda, penyediaan lahan untuk alun-alun di setiap kecamatan, pembangunan Bumi Perkemahan (Camping Ground) dan Taman Ramah Lansia.
Selanjutnya renovasi aula gedung 5 Lantai dan gedung Gonggong,
seminar histori Taman Laman Bunda, penataan trotoar, pembangunan lapangan sepakbola di Stai dan Hang Lekir, bantuan seragam sekolah, pembangunan QUR’AN Centre dan Cultural Center, serta pembangunan gedung olahraga (GOR), sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar dan akreditasi. Semua bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga Tanjungpinang.
Sebagai mantan guru, Syahrul memprioritaskan program bantuan seragam gratis, yang dimulai pada 2019. Program ini memberikan perlengkapan sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP, mencakup 5 pasang seragam sekolah, sepatu, tas, kaos kaki, topi, dan dan buku tulis. Program ini berjalan lancar hingga tahun kedua, dan mendapatkan respons positif dari masyarakat di tengah sulitnya ekonomi.
Kemudian menargetkan pembangunan kantor lurah di 10 titik, yang pertama dibangun kantor Lurah Tanjungpinang Kota yang rampung pada Desember 2019. Beberapa proyek lainnya juga sudah dimulai, seperti pembangunan Qur’an Centre di Bukit Manuk, pembangunan Bumi Perkemahan di Taman Budaya Senggarang, dan renovasi kantor camat di Tanjungpinang Timur.
Namun, masa kepemimpinan Syahrul tidak berlangsung lama. Pada April 2020, Syahrul meninggal dunia, dan tercatat hanya menjabat sekitar satu setengah tahun. Rahma, sebagai wakil wali kota, kemudian dilantik menjadi Wali Kota definitif pada 21 September 2021. Meskipun hanya melanjutkan kepemimpinan selama tiga setengah tahun, Rahma diharapkan dapat melanjutkan dan menuntaskan program-program yang telah disusun.
Sayangnya, pada masa kepemimpinan Rahma, banyak program strategis yang seharusnya diselesaikan justru terbengkalai. Informasi yang dihimpun di lapangan, kegiatan pembangunan strategis daerah yang tertuang dalam RPJMD, hanya sedikit terealisasi. Diantaranya program pembangunan puskesmas baru di Tanjungpinang Barat dan kawasan wisata kuliner di Bintan Center.
Sementara program lainnya, seperti pembangunan kantor lurah, gedung pemuda, taman ramah lansia, seminar Taman Laman Bunda, penataan trotoar dan sarana prasarana kesehatan, tidak terealisasi. Selain itu, sejumlah infrastruktur penting lainnya, seperti gedung olah raga GOR, lapangan sepakbola Stai dan Hang Lekir, serta Cultural Center, alun-alun, dan rehab aula gedung 5 lantai, juga mengalami nasib serupa.
Rahma juga tidak konsisten melanjutkan program bantuan seragam gratis. Di tangan Rahma, bantuan seragam yang diberikan kepada siswa mengalami pengurangan, dan tidak sesuai dengan komitmen awal yang dijanjikan oleh almarhum Syahrul.
Sejumlah program pembangunan prioritas hanya menjadi bagian dari dokumen RPJMD, 2018-2023, yang tak pernah teralisasi. Hal ini membuktikan Rahma tidak mampu menunjukkan komitmennya untuk memajukan Tanjungpinang melalui program-program yang telah disepakati bersama masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Rahma malah lebih fokus pada pencitraan politik menjelang Pilkada 2024. Alih-alih menuntaskan program-program yang telah dijanjikan, Rahma mengalihkan perhatian publik dengan program bantuan peralatan dapur, seperti dandang dan kuali, kepada ibu-ibu yang diklaim sebagai pelaku UMKM. Program ini mendapat kritik karena dianggap tidak relevan dengan pemberdayaan UMKM yang sesungguhnya.
Tidak ada data atau laporan yang menunjukkan dampak nyata dari program “dandang kuali” terhadap pertumbuhan UMKM di Tanjungpinang. Meskipun Rahma yang mendapat nama julukan “Wali Kota Dandang Kuali” ini mengklaim bahwa program tersebut telah berkontribusi pada peningkatan UMKM, namun banyak kalangan meragukannya, dan menganggap sebagai pencitraan politik semata, karena tidak berdampak terhadap peningkatan perekonomian lokal.
Dalam debat publik Pilkada Tanjungpinang yang digelar pada Oktober 2024, Rahma bahkan mengklaim bahwa jumlah UMKM yang ada di Tanjungpinang meningkat hingga 15 ribu selama masa jabatannya. Publik juga mempertanyakan bagaimana angka tersebut dihitung, mengingat tidak ada indikator atau laporan yang menunjukkan hasil yang jelas dari program pemberdayaan UMKM yang dilakukan Rahma.
Selain itu, Rahma juga gencar mengkampanyekan masa depan cerah bagi generasi Z dan milenial di Tanjungpinang. Namun, hal ini juga dinilai sebagai janji kosong, mengingat selama tiga tahun masa jabatannya, Rahma tidak pernah membangun fasilitas yang dapat mendukung pengembangan kreativitas generasi muda, seperti gedung pemuda atau gelanggang remaja yang nyata-nyata sebagai bagian dari program prioritas dalam RPJMD.
Seharusnya, jika Rahma benar-benar peduli dengan masa depan generasi muda, pembangunan fasilitas yang mendukung kegiatan positif bagi mereka harus menjadi prioritas. Namun kenyataannya, gedung pemuda sebagai janji politik, tidak pernah terwujud hingga akhir periode kepemimpinan Rahma pada 2023.
Ironisnya, meski gagal total menunaikan janji politik sebelumnya, Rahma tak henti-hentinya mengumbar janji-jani dalam setiap kesempatan kampanyenya. Banyak pihak yang menilai bahwa selama tiga tahun menjabat, Rahma tidak mampu membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan program pembangunan yang telah dijanjikan kepada rakyat Tanjungpinang.
Meskipun berhasil menciptakan citra melalui program “dandang kuali”, namun
ketidakmampuan Rahma dalam menuntaskan program-program pembangunan yang sebelumnya sudah direncanakan dengan baik oleh Syahrul, menjadi pertimbangan kuat bagi masyarakat untuk tidak memilihnya sebagai pemimpin Tanjungpinang, lima tahun ke depan.